Minggu, 07 Oktober 2012

Topic Of The Day : PILKADA DKI JAKARTA


The Party is Over, Maan..

Yup itulah kata pertama yang terucap saat kita mulai membahas Pilkada di ibukota tanah air kita tercinta DKI Jakarta. FYI, jumat (28/9/2012) KPUD DKI Jakarta memang telah meresmikan siapa the next major dari the best of Pilkada i ever seen ini. Tapi izinkan saya menulis uneg-uneg yang ada tentang apa yang saya lihat, dengar, simak dan rasakan selama pemilu pilkada DKI Jakarta ini. 
Please relax, free your mind, take easy, and here we goo..!! 

1. Starting Line Up Team
Line Up Putaran Pertama dari Calon 1st & 2nd DKI Jakarta
Clash of the Titans !! Ini bukan tentang film action yang dibintangi Sam Worthington, tetapi menggambarkan bagaimana persaingan partai politik maupun independent menjagokan jagoannya untuk maju ke Premier League of Jakarta ini. Sekilas melihat saja tokoh2 yang terpampang tidak asing lagi. Ada calon incumbent, mantan ketua MPR, gubernur Sumatera Selatan, walikota Solo, dan juga 2 orang calon independent. Belum lagi komposisi partai politik yang menyokongnya..
Q : Trus gw harus bilang WOW gitu !! Emang siapa aja sih mereka? #melongoo
 Hahaha, oke2 mari kita ulas kembali. Dikutip dari kompasiana inilah sosok calon 


          1. Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli (Julukan Bang Kumis-Nara)
  • Parpol Pendukung : Demokrat. Fauzi Bowo lahir di Jakarta 10 April, 64 tahun lalu, Ia adalah gubernur DKI Jakarta saat ini. Berkecimpung dibirokrasi DKI Jakarta selama seperempat abad. WOOW !!


          2. Hendardji Soepandji – Ahmad Riza Patria (Julukan Bang Pitung)
  • Jalur Non Parpol Hendardji dikenal sebagai Ketua Umum Organisasasi Induk Karate se–Indonesia FORKI pada SEA Games di Palembang beberapa waktu yang lalu mengukir prestasi luar biasa dengan menyumbangkan emas terbanyak bagi Indonesia. WOOW !!


          3. Joko Widodo – Basuki Tjahaja Purnama (Julukan Jokowi-Ahook)
  • Parpol Pendukung : PDIP, GerindraJoko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi,  pria kelahiran Surakarta 50 tahun lalu itu telah memimpin Solo selama dua periode. Nama Jokowi mendadak sangat populer setelah keberhasilannya  mempromosikan mobil Esemka, karya siswa SMK Solo dan world rangking yang menempatkan beliau sebagai Greatest Major Around the World selama  kepeminpinannya di Solo. WOOW !!


         4. Hidayat Nur Wahid – Didik J Rachbini (Julukan Hidayat-Didik)
  • Parpol Pendukung : PKS. Hidayat Nur Wahid adalah mantan presiden PKS yang juga mantan ketua MPR. Beliau adalah tokoh nasional yang ingin langsung turun tangan menangani jakarta meeen.. WOOW !!


        5. Faizal Basri – Biem Benyamin (Julukan Faisal-Biem)
  • Jalur Non Parpol. Nama Faisal basri tidak asing di telinga, ia populer sebagai pengamat ekonomi dan kerap mengkritisi kebijakan ekonomi pemerintah. Lahir di Bandung, Jawa Barat pada 6 November, 52 tahun lalu. Faisal menyelesaikan sarjana ekonominya dari Universtias Indonesia dan meraih gelar Master of Art dari Vanderbilt University, Nashville, Amerika Serikat tahun 1988. WOOW !!


       6. Alex Noerdin – Nono Sampono (Julukan Alex-Nono)
  • Parpol Pendukung : Golkar, PPP, PDS. Alex Noerdin saat ini masih menjabat sebagai gubernur Sumatera Selatan, pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan 61 tahun lalu itu telah malang melintang  menjadi kepala daerah. WOOW !!


2. Manuver dan Penetrasi Politik
Adu Kharismatik, Visi &Misi, Kreatifitas dan pastinya Duitnya.. :)
"Tidak ada kata curang dalam memperjuangkan perang, cinta dan politik". Yup bisa setuju atau tidak terkadang itulah reality yang terjadi. Begitu juga yang terjadi dalam pilkada kali ini, banyak cara2 positif maupun negatif yang digunakan selama 2 putaran ini. Mari kita ulas kembali metode kampanye yang terlihat :

       A. Terjun Langsung ke Lapangan (Rating : 65 % Positif, 35% Negatif)
Ilustrasi yang pas dan menggelitik. (Thanks : micecartoon.com
Ini metode kampanye yang mendadak beken setelah diumumkannya peserta pemilu. Biasanya mereka ada yang terjun ke kalangan anak jalanan, warga gang sempit, pengusaha, komunitas masjid, hingga pelajar. Tujuannya utamanya tidak lain dan tidak bukan untuk memperoleh simpati warga DKI Jakarta sebanyak-banyaknya. 
Positifnya adalah calon Gubernur dapat berdialog dan mendengar langsung inti masalah yang dirasakan masyarakat jakarta. Negatifnya adalah biasanya jadi ajang bagi2 sembako, duit, kaos, fasos, fasum, nasi bungkus, dll.

       B. Kampanye Terbuka / Kampanye plus Dangdutan (Rating : 40 % Positif, 60% Negatif)
Dulu : Mendengarkan pidato Bung Karno seperti The Beatles  konser live.  WOOW !!
Sekarang : No Comment.. #speechless
Ini metode kampanye yang wajiiiib dan kudu dilakukan oleh pasangan calon. Pasalnya dari jaman Bung Karno sampe jaman bapakesbeye sering dilakukan. Mungkin bedanya klo dulu pas jaman Bung Karno kampanye terbuka ini 100% diisi oleh pidato, dan terlebih lagi Bung Karno seorang orator yang hebat (mungkin salah satu yang terbaik) dijamannya, soo pasti yang dengar bergelora nasionalismenya, dan gak ada kata nguap2 bahkan ngantuk. Sejujurnya saya adalah pengagum Bung Karno terutama dalam kharisma pemimpin dan ketegasan beliau akan ideologi bangsa Indonesia ini #curcol. Sekarang sudah pasti 30% pidato 70% dangdutan/nyanyi gk jelas, sudah jelas kan perbedaannya. 
Positifnya adalah calon Gubernur dapat menyampaikan visi & misi (minimal kepada simpatisan & pendukung partainya atau kelompoknya). Negatifnya adalah biasanya jadi ajang sindir bahkan menghujat calon pasangan lain plus bikin sampah, macet, dan dosa (klo liat yang nyanyi kaya gambar diatas).

       C. Kampanye Melalui Dunia Maya (Rating : 99 % Positif, 1% Negatif)
Pernah Main? Seru meen persis Angry Bird..#twothumbsup
Ini metode kampanye yang lagi happening di 21th century ini. Pasalnya jaman sekarang mana ada sih yang gk tau facebook, twitter, youtube dan blooger (haha..promoo). Saya secara pribadi sebagai pemuda (karena memang masih muda yaa) suka dengan metode ini karena kreatif, efektif membangun simpati, lugas dalam menyampaikan visi dan misi dan pastinya lebih murah daripada metode nomor 2 diatas. Apalagi cara ini terbukti ampuh untuk menggaet simpati anak muda yang dikenal sangat kritis terhadap yang namanya politik (bahkan gk sedikit generasi muda yang menyatakan "say no to politics" alias golput forever). Pada pilkada DKI Jkarta kali ini, pasangan Jokowi-Basuki adalah calon yang paling efektif menggunakan metode ini, bayangkan saja mereka sempat2nya membuat game happening mirip Angry Bird dan membuat lagu kampanye dari lagu happening macam One DirectionWOOW !! 
contohnya bisa dicoba ke TKP (game sini, video youtube sini)
Positifnya adalah  kreatif, efektif membangun simpati, lugas dalam menyampaikan visi dan misi dan pastinya lebih murah daripada metode nomor 2 diatas. Negatifnya adalah mungkin ada, tapi saya belum nemu2 (tolong bantuin ya..hehe).


       D. Kampanye isu SARA (Rating : 1 % Positif, 99% Negatif)
Simbol dari Komitmen akan Bhineka Tunggal Ika


Dark side of freedom of speech!! Yups, Ini adalah metode kampanye terlarang yang masih sering digunakan atas nama  freedom of speech dan sudah pasti apapun alasannya pasti tujuannya untuk menciptakan konflik dan menjatuhkan musuhnya (perumpamaannya : mirip marketing nawarin produknya..no hard feeling yoo). Memandang sesuatu dari perbedaan, keburukan, kelemahan dan agamanya. Dan yang lebih kejamnya menyebarkannya ke masyarakat yang dibiasanya dalam bentuk selebaran gelap baik online maupun cetak, poster, dan perkataan yang sudah pasti atas kepentingan politik yang dibelanya. WOOW !! 
Mengutip quotes favorite saya dari film My Name is Khan "There are only two kinds of people in this world. Good people who do good deeds. And bad people who do bad"  
Positifnya adalah mungkin ada, tapi saya juga belum nemu2 (tolong bantuin lagi ya..hehe). Negatifnya adalah sudah pasti menciptakan konflik kebencian horizontal, vertikal, diagonal, parabola, bahkan dapat mengancam perasatuan NKRI.



3. Pemilih / Follower / Simpatisan / Penonton
Mice dapat menggambarkan dengan pas dan menggelitik tipikal warga Jakarta (Thanks : micecartoon.com)
Lucu ya. micecartoon.com dapat menggambarkan suasana riangnya warga DKI Jakarta menyambut Pilkada di tanah tinggalnya. Mari kita ulas tipe2 warga menyambut Pilkada terutama Putaran ke-2 seperti gambar diatas :

          A. Fanatik 1 (Foke-Nara)
              Kriteria :

  • Simpastisan setia partai Demokrat, Golkar, PKS, dan semua partai kecuali PDIP dan Gerindra.
  • Biasanya pegawai pemda yang memiliki posisi bagus, nyaman, tetap, loyal pada atasan dan takut kehilangan posisi saat terjadi perubahan kepemimpinan. 
  • Sebagian ormas-ormas di Jakarta yang dengan tegas mendukung calon ini.
  • Ibu-ibu yang puas dengan kumis dan masa kampanye pasangan ini..hahaha
  • Bapak-bapak yang tersentuh dan setuju dengan video iklan pemda Jakarta yang banyak menceritakan kinerja Beliau yang banyak tersebar di banyak titik jalan besar diseluruh Jakarta.
  • Sebagian besar orang pribumi/Betawi. Karena pasangan ini adalah putra daerah mereka.
  • Masyarakat yang suka sama kumis tebal.
  • Yang pasti para donatur kampanye pasangan ini lah.

          B.  Fanatik 2 (Jokowi-Ahok)
               Kriteria :
  • Simpastisan setia partai PDIP dan Gerindra.
  • Biasanya pegawai pemda yang honorer, jabatan mentok, kecewa dengan atasan dan ingin perubahan posisi saat terjadi perubahan kepemimpinan.
  • Sebagian besar orang nJowo, pendatang, dan tionghoa. Karena pasangan ini adalah putra daerah mereka.
  • Masyarakat yang tidak puas oleh incumben dan menginginkan perubahan.
  • Anak muda atau om-om yang  setuju dengan video visi-misi pasangan ini di Youtube yang banyak menceritakan terobosan revolusioner beliau untuk memperbaiki Jakarta.
  • Anak muda atau om-om yang  suka sama game dan video yel2 kampanye yang dibuat simpatisan pasangan ini.
  • Pengusaha dan masyarakat yang jadi korban pungli di birokrasi DKI Jakarta.
  • Masyarakat yang nge-fans sama baju kotak2nya. FYI, harganya yang lengan pendek Rp. 70 ribu meen!! #pameer
  • Yang pasti para donatur kampanye pasangan ini lah.
         C. Golput 1
             Kriteria : 
  • Warga yang semangat menyambut Pilkada. (read : menyambut gratisan dari timsukses calon, dll)
  • Biasanya ini adalah warga menengah kebawah yang gak bego2 amat dan gak mau rugi & dibohongin.
  • Biasanya ini adalah warga yang gak punya KTP Jakarta tapi tinggal di Jakarta.
  • Anak kos-kosan yang lagi seret duit.
         D. Golput 2
             Kriteria : 
  • Orang yang trauma, phobia, alergi sama yang berbau politik. Golput till diee..(macem pendukung fanatik klub bola gitu)
  • Orang yang mulai meninggalkan hal2 yang berbau keduniaan. #Amithabaa :P
  • Orang yang berfikir "Begitulah politik deritanya tiada akhir" :P
  • Orang yang juga berfikir "Hanya merpati yang tidak pernah ingkar janji" :P
         E. Golput 3
             Kriteria : 
  • Yang pasti orang yang tinggal dan bekerja diluar kawasan DKI Jakarta. #titik
         F. Golput 4 --> (Sejujurnya ini gw bangeeet ^_^)
             Kriteria : 
  • Yang pasti orang yang gak punya KTP Jakarta tapi kerja di Jakarta.
  • Orang yang tinggal diluar Jakarta tapi kuliah lewat atau di Jakarta.
  • Orang yang seneng jadi komentator atau ikut nimbrung padahal gk punya hak milik. @sokeksis
  • Orang yang merasa orang Jakarta, padahal bukaaaan..hahaha ^_^
4. Man of the Match is... (Conclusion)
Jokowi dan Basuki dengan moto Jakarta Baru
WOOW !! Siapa yang menduga rising star yang satu ini memenangi duel para Titans, dengan hanya diusung oleh 2 partai politik melawan hampir semua partai yang mengusung rivalnya yang incumbent. Jumat (28/9/2012) KPUD DKI Jakarta memang telah meresmikan siapa the next major dari the best of Pilkada i ever seen ini adalah "Pasangan kotak-kotak Jokowi-Basuki". 
Bahasa heroiknya adalah "From Zero to Hero"
Setelah secara mengejutkan banyak pihak menjadi numero uno pada putaran pertama dan menyingkirkan banyak tokoh hebat dalam kualifikasi, pada akhirnya hanya menyisakan pertarungan one-by-one dengan jawara dan penguasa DKI Jakarta. Rival pasangan  Jokowi-Basuki ini tidak sembarangan pasangan, selain adalah jawara dan penguasa DKI Jakarta yang aktif, beliau disupport oleh hampir semua partai besar dan ormas yang berkuasa di DKI Jakarta, anggaran kampanye pun paling besar dibandingkan ke-5 pasangan lainnya, dan satu lagi faktor yang sangat2 krusial dalam pemilihan kepala daerah adalah Foke dan Nara adalah putra daerah Betawi.
Jika dibandingkan ini bagaikan tim medioker lokal sekelas Galatasaray melawan tim bertabur bintang macam Los Galacticos Real Madrid di Santiago BernabĂ©u (kandang Real Madrid)..WOOW !!


Berikut ini hasil rekapitulasi penghitungan suara oleh KPU DKI Jakarta: (sumber : kompas.com)
Persentase Perolehan Suara Putaran IIFoke-NaraJokowi-Basuki46.2%53.8%
Berikut ini hasil perolehan suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta berdasarkan hasil rekapitulasi resmi dari KPU DKI Jakarta:
Perolehan Suara Putaran KeduaFoke-NaraJokowi-Basuki0200,000400,000600,000Jakarta BaratJakarta TimurJakarta PusatJakarta UtaraJakarta SelatanKep. SeribuJumlah Suara

Banyak pengamat yang mengatakan kekalahan Foke adalah simbol dari runtuhnya dignity dari mesin politik oleh figur calon itu sendiri. Maybe yes maybe no. Waallahu alam.

Bagi saya pribadi alasan kenapa pak Jokowi dan pak Basuki dapat memenangi pertarungan ini terdapat dalam quotes mereka sendiri.
Nice Quote Pak Jokowi
Aye-aye Mr. Basuki
Arti kemenangan ini menjadikan modal bagus untuk memperbaiki Jakarta (dan Bekasi) tentunya.
Jadi The Party is Over, Maan..
Segera Beraksi Bapak Gubernur, U Never Walk Alone !! (Thanks : micecartoon.com)


Sekian share uneg-uneg tentang pilkada DKI Jakarta yang saya rasakan. Mudah-mudahan ada "sedikit" manfaat bagi yang menyediakan waktunya untuk mampir dan membaca corat-coretan ini. Tanpa terasa saya sudah menghabiskan 4 jam untuk menulis ini. WOOW !! It's my first time dudee ^_^

It's time to say Goodbye

Agree?
See you.. ^_^v



Tidak ada komentar:

Posting Komentar